loading…
Selama transisi semalam dari Sabtu ke Minggu, Iran melancarkan serangan terhadap Israel, mengerahkan ratusan rudal dan UAV, yang membuat kita semua berada dalam kondisi siaga. Hubungan antara kedua negara, yang sudah penuh dengan ketegangan, tampaknya berada di ambang titik kritis.
Baca Juga: Qatar dan Arab Saudi Resmi Jadi Tuan Rumah Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Permusuhan ini merembes ke ranah olahraga, di mana para atlet Iran diwajibkan untuk tidak bertanding melawan warga Israel. Mereka bahkan diharapkan untuk sengaja kalah jika ada kemungkinan diadu dengan kompetitor Israel.
Namun, konteks sejarah menceritakan kisah yang berbeda. Sebelum Revolusi Islam pada tahun 1979, kedua negara menjalin hubungan perdagangan dan banyak lagi. Tim sepak bola Israel, yang saat itu berpartisipasi dalam sirkuit Asia, beberapa kali bertemu dengan tim Iran.
Pada tahun 1974, kedua tim berhadapan dalam pertandingan final turnamen sepak bola Asian Games yang diselenggarakan di Stadion Azadi, Teheran. Salah satu pemain kunci dari tim tersebut, Shiyeh Feigenboym, berbicara tentang pengalamannya dalam pertandingan tersebut dalam sebuah wawancara pada hari Senin di studio Ynet. “Ada 120.000 penonton di pertandingan final,” kenang Shiyeh.
“Saat itu adalah turnamen Asian Games, dan kami, tim Israel, menjadi salah satu pesertanya. Kami menang di semua pertandingan, melawan Jepang dan banyak tim tangguh lainnya, dan melaju ke final. Sejalan dengan itu, Iran juga muncul sebagai pemenang melawan tim-tim yang mereka mainkan, yang mengarah ke pertandingan final melawan kami. Orang-orang Yahudi Iran mengulurkan keramahan mereka kepada kami, memberi kami hadiah, dan bahkan menyemangati kami sepanjang turnamen. Namun, sebelum pertandingan final, mereka memberi tahu kami bahwa mereka tidak dapat hadir. Mereka menandai rumah-rumah orang Yahudi, dan akibatnya, mereka tidak hadir di final.”