Konflik Israel dan Iran kembali berkecamuk. Setelah menerima serangan pada pagi tadi, Iran dikabarkan telah meluncurkan lebih dari 100 pesawat tanpa awak ke Israel sebagai tanda serangan balasan. Laporan sejumlah media menyebutkan bahwa serangan mendadak tersebut menimbulkan korban jiwa dari pejabat militer tertinggi negara. Melihat kondisi itu, publik terpecah terkait mana aset yang paling mumpuni dalam situasi genting seperti sekarang. Bitcoin atau emas?
Sebelum mengulas lebih jauh tentang prospek Bitcoin maupun emas, perseteruan yang terjadi antara Israel dan Iran sejatinya bukan baru kali ini terjadi. Pada April tahun lalu, kedua negara juga sempat terlibat pertikaian yang membuat pasar kripto ambrol.
- Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030
Emas Bisa Jadi Aset Terbaik Dalam Konflik Israel – Iran
Laporan Aljazeera menyebut, pada 13 April 2024, Iran meluncurkan 300 rudal ke Israel. Aksi itu terjadi setelah sebelumnya di 1 April, Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Ketika itu, kapitalisasi pasar kripto langsung rontok.
Dari US$2,73 triliun pada 12 April 2024, melorot ke US$2,40 triliun pada sehari setelahnya. Hal yang sama juga terjadi pada pasar kripto hari ini. Saat Israel melakukan serangan, lebih dari US$1 miliar kripto tersapu likuidasi.
Memperlihatkan betapa sentimen geopolitik negara sangat memengaruhi pasar aset digital. Merespons kondisi itu, pengamat kripto, Ibrahim Assuaibi menuturkan, saat ini aset terbaik untuk menjadi safe haven adalah Emas.
Dalam pantauannya, harga emas dunia pada hari ini sempat menyentuh US$3.445 per ons. Ia optimistis bahwa harga emas akan menyentuh kisaran US$3.700 jika konflik antar kedua negara bertambah panas.
“Serangan mendadak Israel ke Iran membuat indeks dolar AS menguat, dan pasar kini sedang menunggu serangan balik Iran ke Israel. Jika itu terjadi, maka dolar AS akan semakin kuat dan aset kripto bisa jatuh semakin dalam,” tuturnya kepada BeInCrypto.
- Baca Juga: Bitcoin vs. Emas: Mana Investasi Terbaik pada 2025?
Bitcoin Tidak Bisa Masuk Sebagai Safe Haven
Ibrahim mengungkap bahwa Bitcoin tidak bisa menjadi safe haven karena usianya yang tergolong baru ketimbang logam mulia. Hal itu membuat tingkat fluktuasi antara emas dan juga BTC menjadi jauh berbeda.
Bitcoin menurutnya, banyak mendapat pengaruh dari sentimen individu. Seperti presiden AS, Donald Trump dan juga Elon Musk. Sementara emas mendapatkan pengaruh dari kondisi global.
“Hal itu membuat banyak orang berlomba untuk memiliki emas sebagai safe haven. Ditambah, hampir setiap tahun harga emas selalu mengalami peningkatan,” tambahnya.
Ia memprediksi, secara teknikal, harga Bitcoin masih berisiko turun ke US$101.135. Namun jika melihat secara weekly, penurunannya kemungkinan bisa berada di bawah US$100.000. Secara pasti, ia menyebut bahwa Bitcoin berisiko untuk turun ke titik US$96.795.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!