loading…
Ilustrasi kecelakaan pesawat. FOTO/dok.SindoNews
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad, India, menabrak sebuah sekolah kedokteran. Seluruh 241 penumpang dan kru tewas, ditambah 28 korban di darat. Insiden ini menjadi kecelakaan pertama yang melibatkan varian Dreamliner, pesawat andalan Boeing yang dianggap lebih efisien dan modern.
Baca Juga: 10 Maskapai Paling Aman di Dunia Tahun 2025, Siapa Posisi Teratas?
Namun, sejarah Boeing dipenuhi tragedi serupa. Hanya enam bulan sebelum Air India AI171, Jeju Air penerbangan domestik Korea Selatan (Boeing 737-800) jatuh di Bandara Muan pada Desember 2024, menewaskan 179 orang. Sebelumnya, pada Maret 2022, China Eastern Airlines (Boeing 737-800) juga mengalami nasib serupa dengan 132 korban jiwa.
Dua kecelakaan lain yang menyita perhatian dunia melibatkan Boeing 737 Max 8. Pada Maret 2019, Ethiopian Airlines jatuh menewaskan 157 orang, menyusul Lion Air di perairan Indonesia pada Oktober 2018 dengan 189 korban. Kedua insiden ini memicu larangan global terhadap 737 Max 8 selama hampir dua tahun.
Tragedi paling misterius mungkin adalah Malaysia Airlines MH370 (Boeing 777-200ER) yang hilang pada 2014 dengan 239 penumpang. Tak sampai setahun kemudian, saudaranya, MH17, ditembak jatuh di Ukraina, menewaskan 298 orang.
Di India sendiri, kecelakaan Boeing bukan hal baru. Pada 2020, Air India Express tergelincir di landasan saat hujan deras, menewaskan 21 orang. Sementara pada 2010, Air India penerbangan Mangalore mencatat 158 korban jiwa.
Selain kecelakaan fatal, Boeing juga kerap dilaporkan mengalami insiden teknis seperti dekompresi kabin, kebakaran mesin, dan pendaratan darurat. Tekanan terhadap perusahaan pun kian besar, terutama setelah investigasi mengungkapkan kelalaian dalam proses produksi dan sertifikasi.